Senin, 31 Mei 2021
Praktik Lintas Bidang (Tematis)
Komputasi dan Ruang Lingkupnya
Di masa sekarang, mayoritas orang sudah mengenali komputer berukuran kecil yang disebut Personal
Computer (PC) atau komputer mikro. Disebut personal, karena pengoperasiannya cukup membutuhkan
satu orang saja, beda dengan komputer pada zaman dahulu yang butuh banyak orang. Kecepatan, biaya
komunikasi, dan prosesor komputer memengaruhi penggunaan sumber-sumber daya tersebut. Dalam hal
ini, warganet di seluruh dunia memiliki akses yang mudah atas beraneka ragam informasi dengan hanya
berpandukan pada sebuah mesin pencari (search engine) seperti Google. Dibanding dengan buku dan
perpustakaan, penggunaan internet melambangkan penyebaran (decentralization) informasi dan data secara
ekstrem.
Gambar Kemenkominfo ajak warganet bijak gunakan internet
1. Budaya Informatika Lewat Berpikir Komputasional
Computational thinking diperkenalkan oleh Seymour Papert pada tahun 1980 dan 1996. Pemerintah
Inggris pada tahun 2014 memasukkan materi pemrograman ke dalam kurikulum sekolah dasar dan
menengah dengan tujuannya mengenalkan computational thinking sejak dini kepada siswa. Hal
tersebut karena adanya anggapan bahwa hal tersebut dapat membuat siswa menjadi lebih cerdas
dan lebih cepat memahami teknologi yang ada di lingkungan sekitar. Jeannette M. Wing menyatakan
bahwa computational thinking dibangun di atas kekuatan dan batas-batas proses komputasi yang akan
dieksekusi oleh manusia atau oleh sebuah mesin.
Berpikir komputasi adalah teknik pemecahan masalah yang sangat luas
wilayah penerapannya. Tidak mengherankan bahwa memiliki kemampuan
tersebut adalah sebuah keharusan bagi seseorang yang hidup pada Abad
ke-21. Computational thinking melatih otak untuk terbiasa berpikir secara
logis, terstruktur dan kreatif, misalnya dalam bermain musik dan belajar
bahasa asing. CT memang memiliki peran penting dalam pengembangan
aplikasi komputer, namun CT juga dapat digunakan untuk mendukung
pemecahan masalah di semua disiplin ilmu, termasuk humaniora, matematika
dan ilmu pengetahuan. Siswa yang belajar di mana CT diterapkan dalam
kurikulum (proses pembelajaran) dapat melihat hubungan antara mata
pelajaran, serta antara kehidupan di dalam dengan di luar kelas.
2. Kolaborasi Informatika Lewat Tematik
Salah satu aspek informatika yang banyak digunakan pada kolaborasi lewat tematik berkaitan
dengan struktur untuk menggambarkan bentuk relasi (graf). Graf bisa diterjemahkan sebagai salah
satu sarana dalam informatika untuk menggambarkan jaringan sosial. Graf sederhana terdiri dari node
(menyatakan orang) dan garis (menyatakan relasi teman).
a. Sejarah teori graf
Seorang matematikawan Swiss dinyatakan sebagai orang yang pertama kali (1736) menulis
artikel ilmiah di bidang teori graf adalah Leonhard Euler. Artikel dengan judul “Seven Bridges of
Königsberg” yang ditulisnya membahas permasalahan ada atau tidaknya struktur yang saat ini dikenal sebagai sirkuit Euler pada graf keterhubungan daratan kota
Königsberg (sekarang Kaliningrad, Russia) dan pulau kecil di tengah
sungai Pregel yang dihubungkan oleh tujuh buah jembatan. Pada masa
berikutnya, disiplin ilmu teori graf belum meraih perhatian besar para
matematikawan penting dalam sejarah sampai kurang lebih seratus
tahun kemudian, masalah pewarnaan peta diperkenalkan oleh Francis
Guthrie. Pada tahun 1852, Francis Guthrie menyadari adanya empat
warna berbeda yang dibutuhkan untuk mewarnai peta wilayah Britania
Raya dengan setiap dua daerah bersebelahan selalu memiliki dua
warna berbeda. Hingga pada awal Abad Keduapuluh, para saintis
menemukan banyak manfaat dari teori graf di bidang-bidang lain
seperti ilmu komputer, kimia teoretik, transportasi, dan lain-lain.
b. Perkembangan teori graf
Berbagai bentuk struktur dapat direpresentasikan dengan graf, dan berbagai jenis masalah dapat
diselesaikan dengan bantuan graf. Teori graf atau teori grafik dalam matematika dan ilmu komputer
adalah cabang kajian yang mempelajari sifat-sifat graf (grafik) dan hal ini ini tidak sama dengan
grafika. Pengertian graf secara informal adalah himpunan benda-benda yang disebut simpul (vertex
atau node) yang terhubung oleh sisi (edge) atau busur (arc). Biasanya graf digambarkan sebagai
kumpulan titik-titik (melambangkan simpul) yang dihubungkan oleh garis-garis (melambangkan
sisi) atau garis berpanah (melambangkan busur). Suatu sisi dapat menghubungkan suatu simpul
dengan simpul sejenis yang disebut gelang (loop). Misalnya jaringan pertemanan Facebook yang
bisa direpresentasikan dengan graf, berupa simpul-simpul yang mereprentasikan para pengguna
Facebook dan ada sisi antarpengguna jika dan hanya jika mereka berteman.
Perkembangan algoritme untuk menangani graf akan berdampak besar bagi ilmu komputer. Sebuah
struktur graf bisa dikembangkan dengan memberi bobot pada tiap sisi. Graf berbobot dapat digunakan
untuk melambangkan banyak konsep berbeda. Misalnya sebuah graf melambangkan jaringan jalan
maka bobotnya bisa berarti panjang jalan maupun batas kecepatan tertinggi pada jalan tertentu.
Ekstensi lain pada graf adalah dengan membuat sisinya berarah, yang secara teknis disebut graf
berarah atau digraf (directed graph). Digraf dengan sisi berbobot disebut jaringan. Jaringan banyak
digunakan pada cabang praktis teori graf yaitu analisis jaringan. Perlu dicatat bahwa pada analisis
jaringan, definisi kata “jaringan” bisa berbeda, dan sering berarti graf sederhana (tanpa bobot dan
arah).
c. Implementasi teori graf
Metode otomatis pada program komputer bertujuan untuk menganalisis relasi (graf) dalam
menganalisis jaringan sosial. Metode analisis graf bermanfaat dalam aplikasi GPS, di mana
persimpangan jalan diwakili oleh node dan jalur-jalur yang bersesuaian dengan edge. Program
komputer untuk menganalisis graf dapat dipakai untuk mencari jalan terpendek antara dua tempat.
Contoh paling mudah dapat dilihat ketika seseorang mengunggah foto pribadi ke internet, maka
harus berpikir hati-hati tentang siapa saja yang mungkin melihat gambar. Karena sangat sulit untuk
mengontrol siapa saja yang bisa melihat gambar, maka langkah terbaik adalah tidak pernah mengupload gambar ke internet kecuali gambar yang dapat untuk konsumsi publik, di stasiun bus lokal, atau sekolah
Guna merepresentasikan pengguna media sosial dengan topik yang dia minati, digunakan graf
tidak berarah. Begitu juga dengan hubungan pengguna media sosial dengan jenis kelamin, lokasi
dan usianya digunakan graf tak-berarah. Pada fitur iklan berbayar pada media sosial, pengiklan
dapat menetapkan target pemasarannya dari aspek minat, lokasi, usia, dan jenis kelamin. Hal ini
dapat dilihat pada layanan iklan berbayar di Facebook. Facebook menawarkan pengiklan untuk
menetapkan anggaran yang dimiliki oleh pengiklan, lalu Facebook akan menetapkan biayanya
dengan paid per click sehingga biayanya langsung dipotong dari anggaran yang ditetapkan oleh
pengiklan. Di sini Facebook akan berusaha seefektif mungkin agar banyak orang yang membuka
iklan dari pengiklan tersebut. Ketika anggarannya habis, iklan akan dihentikan. Berbeda dengan
Facebook, Twitter menyediakan layanan iklan bayaran yang lebih beragam salah satunya Followers
Campaigns. Pengiklan juga akan menetapkan anggaran untuk beriklan. Lalu Twitter akan mengenakan
biaya untuk tiap satu akun yang mengikuti (follow) akun twitter pengiklan. Guna bentuk balasan,
retweet, klik pada tweet pengiklan tidak dikenakan biaya.
3. Problema Model Komputasi menggunakan Kalkulasi Integrasi Numerik
Integrasi numerik merupakan suatu metode untuk menghitung luasan di bawah suatu fungsi pada
grafik pada selang (jeda) yang diberikan, misalnya selang waktu. Jika suatu benda memiliki bentuk tetap
dan telah diketahui secara massal misalnya segitiga, trapesium, bujur sangkar dan lain sebagainya
akan dengan mudah untuk menghitung luas benda tersebut. Hal ini akan berbeda jika suatu benda
yang dimaksud terdapat pada fungsi dan tidak mengetahui luas di bawah fungsi tersebut, maka cara
paling mudah adalah menggunakan metode integral numerik. Hal tersebut dikarenakan untuk benda
yang telah diketahui secara umum memiliki rumus yang selama ini dikenal, misalnya bujur sangkar =
sisi × sisi, persegi panjang = panjang × lebar, trapesium = jumlah sisi sejajar × tinggi × ½, dan segitiga
= ½ × alas × tinggi.
Dengan demikian, integrasi numerik sebagai salah satu metode alternatif untuk mengintegrasikan
suatu persamaan tanpa mengesampingkan integrasi analitis. Integrasi analitis sebagai cara integrasi
yang sulit, terutama pada persamaan-persamaan yang kompleks dan rumit. Secara mendasar, aturan
Simpson memerlukan satu set data yang berjumlah ganjil. Oleh karena itu, jika data yang tersedia
berjumlah genap, maka proses perhitungannya adalah data pertama dan kedua dihitung berdasarkan
aturan Trapezoidal dan sisanya dihitung berdasarkan aturan Simpson. Aturan Simpson adalah suatu
aturan yang digunakan untuk menghitung luas suatu kurva polinom berderajat dua atau berderajat
tiga dengan pendekatan yaitu pendekatan menggunakan partisi berbentuk parabola. Dalam metode
Simpson ada dua jenis yaitu metode Simpson 1 per 3 dan metode Simpson 3 per 8. Beberapa hal yang
berhubungan dengan integrasi numerik adalah sebagai berikut.
a. Bentuk umum persamaan integrasi numerik pada aturan Trapezoidal adalah sebagai berikut.
1 1
234 2 2
n f f S f f f ... h
b. Bentuk umum persamaan integrasi numerik pada aturan Simpson adalah sebagai berikut.
( 12 3 4 5 6 1) 3 n
h S f f f f f f ... f = +++++++ +
Hal mendasar yang perlu diketahui bahwa satu set data x sama dengan satu set data yang memiliki
deret beraturan atau memiliki rentang yang sama (h) pada setiap datanya. Pada saat persamaan
tersebut ingin diintegrasikan, maka integrasi numerik menjadi langkah alternatif yang digunakan. Adapun
pokok inti dari integrasi numerik adalah menghitung integrasi suatu persamaan dari satu set data yang
melingkupi satu set data nilai x dan satu set data nilai f(x). Dua teknik yang biasa digunakan pada
integrasi numerik adalah aturan Trapezoidal dan aturan Simpson. Guna mempermudah perhitungan
menggunakan aturan di atas dibantu menggunakan bahasa pemrograman. Pada dasarnya, metode
Trapezoidal maupun metode Simpson memang memberikan hasil yang hampir sama.
Bentuk pembuatan program kalkulasi integrasi numerik paling mudah menggunakan program
Microsoft Visual Basic, walaupun tidak menutup kemungkinan menggunakan aplikasi berbasis teks yang
lain. Dalam hal ini, penggunaan metode yang digunakan berupa kombinasi antara metode Trapezoidal
dan Simpson, sebab metode Simpson memerlukan kumpulan data ganjil, maka perhitungan integrasi
dua data awal menggunakan metode Trapezoidal dengan integrasi data yang selanjutnya dilakukan
dengan menggunakan metode Simpson. Sebagian besar data diintegrasikan dengan metode Simpson
yang lebih akurat, dikarenakan integrasinya berdasarkan pendekatan fungsi kuadrat untuk setiap tiga
set data pada kumpulan data yang ingin diintegralkan.
a. Persamaan integrasi
Beberapa persamaan integrasi yang digunakan adalah sebagai berikut.
1) Jika menggunakan persamaan integrasi Trapezoidal, maka bentuk persamaannya sebagai
berikut.
( ) 1
1 1
234 2 2
n x
n
x
f f S f x dx f f f ... + = = +++++ ∫
Persamaan integrasi Trapezoidal
2) Jika menggunakan persamaan integrasi Simpson, maka bentuk persamaannya sebagai
berikut.
( )
( )
1
1
12 3 4 5 6 1 42 424
3
x nh
x
n
S fx
h f f f f f f ... f
+
+
=
= + + ++ + + + +
∫
b. Pembuatan program integrasi numerik
Pembuatan program integrasi numerik dapat mengggunakan pemrograman C/C++ untuk
menghitung luas suatu daerah di bawah fungsi yang biasa dilakukan adalah menghitung nilai integral
di bawah fungsi dengan batas atas dan batas bawah yang telah ditetapkan. Namun, komputer
tidak mengenal integral. Komputer hanya mengenal operasi bilangan yang dasar seperti tambah,
kali, bagi, dan lain-lain. Metode integrasi numerik memberikan prosedur dalam menghitung nilai integral tersebut dengan perhitungan biasa. Terdapat banyak metode dalam integrasi numerik, di
antaranya metode jumlah atas dan jumlah bawah, metode simpson 1/3, metode trapezoidal, dan
metode gauss quadrature.
4. Mengembangkan dan Menggunakan Abstraksi
Empat kemampuan dasar dalam computational thinking (CT)
yaitu decomposition, pattern generalization, abstraction, dan algorithm
design. Pattern generalization dan abstraction sebagai kemampuan
untuk menyaring informasi yang tidak perlu untuk menyelesaikan jenis
permasalahan tertentu dan menggeneralisasi informasi yang diperlukan.
Computational thinking (CT) sebagai sebuah pendekatan dalam proses
pembelajaran dan berperan penting dalam pengembangan aplikasi
komputer serta dapat digunakan untuk pendukung pemecahan masalah pada semua disiplin ilmu.
Beberapa metode yang digunakan, antara lain sebagai berikut.
a. Decomposition
Kemampuan memecah data, proses, atau masalah (kompleks) menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil atau menjadi tugas-tugas yang mudah dikelola. Misalnya memecah ‘drive/folder’ dalam
sebuah komputer berdasarkan komponen penyusunnya, yaitu file dan folder.
b. Pattern recognition
Metode jenis ini dapat digunakan untuk melihat perbedaan maupun persamaan pola, tren, dan
keteraturan dalam data yang nantinya akan digunakan dalam membuat prediksi dan penyajian
data. Misalnya mengenali pola file document, system file, file eksekusi, atau struktur data/file.
c. Abstraction
Abstraksi bermanfaat dalam melakukan generalisasi dan
identifikasi prinsip-prinsip umum untuk menghasilkan pola, tren,
dan keteraturan tersebut. Misalnya menempatkan semua file sistem
di folder Windows, file program di folder Program Files, file data/
dokumen di folder Mydocuments dan file pendukung di Drive/Folder
terpisah.
d. Algorithm design
Algorithm design bermanfaat dalam mengembangkan petunjuk
pemecahan masalah yang sama secara step-by-step, sehingga orang
lain dapat menggunakan informasi tersebut untuk menyelesaikan
permasalahan yang sama. Misalnya langkah-langkah dalam mencari
file-file dokumen yang ada dalam sebuah komputer.
5. Penerapan Computational Thinking (CT)
Dengan menerapkan computational thinking, seorang siswa bisa mengerjakan laporannya secara
efisien dan efektif terhadap waktu.
a. Dekomposisi
Laporan terdiri dari berbagai bagian sehingga seorang siswa sebaiknya melihat laporan bukan
sebagai satu kesatuan tetapi dari bagian-bagiannya. Sehingga ketika pengerjaan akan berfokus
pada laporan tidak sebagai satu tugas yang besar, melainkan sebagai kumpulan tugas-tugas kecil.
b. Pengenalan pola
Kerap laporan yang kita kerjakan meliput sebuah materi pemrograman yang harus dibuat,
tes dan kemudian dijelaskan. Biasanya seorang siswa akan memulai dengan bagian pemodelan
dari materi pemrograman tersebut, baru berlanjut ke bagian algoritmanya dan kemudian materi
pemrogramannya itu sendiri dan berakhir baru penjelasan dari materi pemrograman.
c. Abstraksi
Abstraksi yang dapat diambil adalah ketika pengerjaan laporan, apa yang diminta oleh materi
pemrograman serta bentuk narasi dan penjelasannya nanti.
d. Penciptaan algoritma
Digunakan sebagai langkah-langkah yang perlu diambil ketika mengerjakan laporan, seperti
pembuatan model dahulu, baru algoritma kemudian materi pemrograman beserta narasi dan
penjelasannya.
Berdasarkan informasi tersebut, maka cara mengimplementasikan computational thinking adalah
dengan memahami masalah, mengumpulkan semua data, lalu mulai mencari solusi sesuai dengan
masalah. Dalam computational thinking, ada yang disebut dengan dekomposisi yaitu kita memecah
suatu masalah yang kompleks menjadi masalah-masalah yang kecil untuk diselesaikan. Terdapat
berbagai contoh sehari-hari yang dapat menjadi tempat untuk menerapkan computational thinking. Hal pokok yang kerap dihadapi siswa adalah perihal tugas-tugas berbentuk laporan yang diberikan oleh
guru setelah pembelajaran.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar